Selasa, 14 Februari 2012
Waspadai Lonjakan Permintaan BB
jakarta -- Pemerintah mewaspadai peluang lonjakan permintaan bahan bakar minyak (BBM) yang sangat mungkin terjadi akibat pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dari perkiraan awal. Pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dari 6,5 persen memungkinkan terjadi karena laku inflasi rendah dan tingkat suku bunga yang rendah juga sehingga kebutuhan BBM untuk meningkat.
"Harus diwaspadai soal pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena secara umum BBM bersubsidi masih sangat luas dan tingkat bunga rendah, sehingga pertumbuhan ekonomi bisa berkembang. Padahal di dunia harga minyak sudah tinggi," tutur Menteri Keuangan Agus Darmawan Wintarto Martowardojo, Selasa (14/2/2012) di Jakarta.
Menurut Agus, harga minyak mentah Indonesia (ICP) per 10 Februari 2012 sudan mencapai 129 dollar AS per barrel, naik dari 124 dollar AS per barrel pada 6 Januari 2012.
Kenaikan ini menyiratkan kenaikan pendapatan negara dari sektor minyak dan gas (migas). Akan tetapi, pada saat yang sama terjadi juga kenaikan harga minyak mentah di pasar Eropa atau Brent dari 113 dollar AS per barrel pada 6 Januari menjadi 117 dollar AS per barrel pada 10 Februari. Ini mengindikasikan kenaikan beban subsidi BBM.
Agus mengingatkan, hal ini perlu diwaspadai karena secara keseluruhan bisa saja dampak total terhadap APBN menjadi negatif. Itu dimungkinkan karena setiap kenaikan belanja belanja negara harus dialokasikan tambahan anggaran pendidikan senilai 20 persen.
Apalagi, kata Agus, ada kemungkinan krisis di selat Hormuz yang menjadi jalur lalu lintas armada kapal pengangkut minyak sebanyak 17 juta barrel per hari atau seperenam dari volume. Kondisi ini bisa mengancam pasokan minyak mentah ke kilang-kilang minyak di Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar