Jumat, 17 Februari 2012
Jihadis Internet, Ancaman bagi Barat
Dalam sepuluh tahun belakangan internet berkembang menjadi “sarang jihadis”. Demikian tercantum dalam laporan Dinas Intelijen dan Keamanan Belanda, AIVD. Di seluruh dunia sekitar 25 ribu jihadis aktif di forum-forum radikal, yang sulit sekali ditemukan di internet.
AIVD memperingatkan, lewat internet, semakin banyak orang di semakin banyak negara berhubungan dengan jihadis dari misalnya Afghanistan dan Yaman. Mereka menjadi ancaman nyata bagi Barat.
Forum-forum radikal tidak bisa dilacak mesin pencari seperti Google. Hanya 0,2 persen “kelihatan” di internet. Situs web jihadis sulit sekali ditemukan.
Situs web ini sangat sulit dilacak dan hanya bisa diakses dengan kode-kode tertentu, kata pakar terorisme Glenn Schoen. “Anda harus membuka alamat http tertentu, chatroom tertentu, dengan nama palsu tertentu atau pada waktu tertentu. Banyak sekali dipakai kode yang dirancang teroris di luar negeri. Jadi Anda belum pernah bertemu orang-orang tersebut.”
Edwin Bakker, Guru Besar Terorisme dan Kontraterorisme menceritakan apa saja yang dibahas di forum radikal. “Anda terutama melihat diskusi antar orang. Mereka saling menghasut satu sama lain untuk melakukan sesuatu, tapi juga saling tukar informasi tentang rencana mereka ke depan, misalnya tentang sasaran, ideologi atau teknik, misalnya bagaimana bisa membuat bahan peledak.”
Al-Shabaab
Al-Shabaab adalah organisasi Muslim radikal yang melalui internet berusaha merekrut orang, terutama pemuda Amerika dan Inggris, kata Kassim Mohammed, laki-laki Kenya yang pakar jaringan teror Afrika. Juga hubungan antara al-Shabaab dan al-Qaeda berlangsung lewat internet.
Al-Shabaab tampaknya belum begitu populer di Belanda. Menurut Kassim Mohammed, hingga sekarang belum ada orang Somalia yang “mendaftarkan diri” untuk ikut perang suci. Jumlah warga Muslim Belanda yang aktif di forum-forum radikal sangat terbatas, kata AIVD. Hanya segelintir orang saja yang mewujudkan apa yang dikatakan.
“Jika melihat berapa orang di Belanda yang berdiskusi atau bertukar informasi di forum, dan setelah itu benar-benar turun ke lapangan untuk bergabung dengan teroris di Somalia atau Afghanistan, maka jumlah mereka hanya sedikit saja,” kata Edwin Bakker
Cukupkah ekspertise seperti dinas intelijen Belanda AIVD untuk melacak situs web jihadis? “Salah satu masalah adalah bahwa beberapa dinas rahasia kekurangan staf yang menguasai pelbagai bahasa,” kata Bakker. “Itu mempersulit upaya menyusup masuk internet. Untungnya pertukaran informasi kini semakin sering berlangsung dalam bahasa Inggris.”
Bakker memperkirakan dinas intel akan berinvestasi lebih banyak sehingga bisa menyusup masuk seluk beluk internet. “Itu akan bisa mempersulit kegiatan teroris. Saya bisa membayangkan, jika Anda bertukar informasi dengan orang-orang yang tidak dikenal, maka Anda pasti ragu karena ada kemungkinan orang tersebut adalah orang AIVD.”
Sukses
Operasi pelacakan lewat internet ini membuahkan hasil. Menurut AIVD puluhan serangan berhasil digagalkan setelah penemuan informasi tentang perencanaan dan sasaran serangan.
Sebagai contoh, Glenn Schoen menyebut Amerika Serikat. “Berkat operasi pelacakan di internet, banyak orang yang beroperasi sendiri serta kelompok-kelompok kecil ditangkap di negeri tersebut. Jika lihat ke negara-negara besar lainnya seperti Pakistan, Afghanistan atau Irak, maka pemerintah di sana sangat terbantu kinerja dinas intelijen. Anda bisa membuat perbedaan besar di sana. Banyak serangan berhasil dicegah lewat cara itu.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar