Selasa, 24 Januari 2012
Indonesia Diminta Hentikan Perdagangan Kera Berekor Panjang
Jakarta - Sebuah organisasi pecinta hewan asal Inggris meminta pemerintah Indonesia untuk menghentikan perdagangan kera ekor panjang yang langka. Mereka bahkan merilis cuplikan video dan foto yang menunjukkan sejumlah pria menangkapi kera-kera tersebut di hutan.
Video tersebut dirilis oleh organisasi bernama British Union for the Abolition of Vivisection (BUAV). Organisasi ini memperjuangkan penghapusan pembedahan hewan-hewan langka demi kepentingan penelitian laboratorium dan sebagainya.
Dalam video tersebut, terlihat sejumlah pria yang menangkap kera-kera di hutan yang ada di wilayah Yogyakarta. Kera tersebut lalu dimasukkan ke dalam karung dan kemudian dijejalkan ke dalam kandang atau peti sempit.
"Rekaman video tersebut menjadi bukti yang mengejutkan soal kekejaman dan penderitaan yang ditimbulkan Indonesia terhadap populasi kera ekor panjang liar," ujar Wakil Direktur BUAV, Sarah Kite kepada AFP, Selasa (24/1/2012).
"Kami mendesak komunitas internasional untuk menyerukan protes, tidak hanya kepada kekejaman ini, tapi juga untuk meningkatkan kepedulian terhadap status konservasi untuk spesies ini," tegasnya.
Diketahui bahwa kera ekor panjang tedaftar sebagai salah satu binatang langka yang terancam punah dalam Konvensi Internasional Atas Perdagangan Spesies Langka. Kera jenis ini juga menjadi hewan favorit yang diperdagangkan ke seluruh dunia.
Sarah menuturkan, rekaman video tersebut dimiliki oleh CV Universal Fauna, sebuah perusahaan pemasok primata yang bermarkas di Jakarta. Perusahaan tersebut sudah lama mengekspor kera-kera ke luar negeri.
Namun saat coba dikonfirmasi soal hal ini, perusahaan tersebut belum bersedia memberikan komentar.
Primata Indonesia paling sering diekspor ke Amerika Serikat (AS) dan Jepang demi kepentingan penelitian. Aktivitas ekspor kera ekor panjang tercatat meningkap tajam selama 10 tahun terakhir. Jumlahnya meningkat hingga 261.823 ekor antara tahun 2004 hingga 2008. Sedangkan antara tahun 1999 hingga 2003, jumlahnya meningkat sebesar 119.373 ekor.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar