BERITA SEPUTAR GORONTALO, NASIONAL DAN INTERNASIONAL............... BERITA PERTAHANAN DAN KEAMANAN WILAYAH KEDAULATAN NKRI DAN ASEAN...........

Kamis, 16 Februari 2012

Angie Salah Berbohong


JAKARTA- Angelina Sondakh, mantan wakil Sekjen Partai Demokrat yang ditetapkan sebagai tersangka kasus suap wisma atlet pada 3 Februari lalu, salah berbohong. Dalam sidang kasus dengan terdakwa Muhammad Nazaruddin, Rabu (15/2) kemarin, Angie membantah pernah melakukan percakapan via BlackBerry Massenger (BBM) dengan Rosalina Manulang pada bulan Mei 2010.

Ia mengaku baru menggunakan blackberry pada akhir tahun 2010. Sementara itu, ketika disodorkan bukti foto Anggie, dengan blackberry di sampingnya pada tahun 2009 yang diajukan ke muka persidangan, Anggie menyatakan itu memang dirinya, tetapi dia tetap bersikukuh baru menggunakan BB pada akhir 2010.

Pengacara Nazarudin, Hotman Paris Hutapea sempat menunjukkan Pin BB (21CCF231) milik Angelina Sondakh yang diambil dari BAP, namun Angie tetap membantah tidak pernah memiliki BB yang dimaksud.

Saat terdakwa Nazarudin diberi kesempatan bertanya kepada Angie, ia menunjukkan sebuah foto Angie di mana di atas meja di depannya terdapat sebuah handphoe dan BlackBerry secara bertumpukan. KapanLagi.com juga kemarin merilis foto-foto Angie yang memegang HP BB.

Foto itu diambil di kantornya, Gedung Nusantara 1 Lantai 23, Senayan, Jakarta, Selasa 2 Juni 2009. Saat itu Angie lagi hamil Keanu Jabaar Massaid. Keanu sendiri nanti lahir pada 9 September 2009. Ini menunjukkan Angie sudah memiliki HP BB sejak Juni 2009.

Melihat bukti-bukti itu, menandakan Angie salah berbohong dalam persidangan kemarin. Ia tidak sadar ada foto-fotonya yang memegang BB sejak Juni 2009.
Selain salah berbohong, bantahan Angie tersebut juga tentu saja bertentangan dengan berita acara pemeriksaan (BAP) dan juga keterangan saksi lain, yang telah diperiksa sebelumnya.

Berdasarkan BAP, tercatat kalau Angie berkomunikasi BBM dengan Rosa pada 15 Mei 2010. Rossalina sendiri dalam kesaksiannya, telah membenarkan percakapan pada 15 Mei tersebut.

Jawaban bohong Angie itu tentu saja merepotkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pasalnya, janji dia untuk kooperatif dan terbuka dalam kasus ini sepertinya hanya janji belaka. Saat dihadirkan sebagai saksi untuk terdakwa Nazaruddin dalam kasus yang sama, Rabu (15/2) kemarin, Angie terus berbelit dan menyangkal semua fakta-fakta yang sudah ‘terang’ di dalam persidangan.

Puteri Indonesia 2001 itu lebih banyak menjawab saya tidak tahu saat dicecar para perangkat sidang yang menanyakan perihal hubungannya dengan perusahaan Nazaruddin dan uang-uang yang diduga mengalir kepadanya.

Bahkan tentang hubungannya dengan Direktur Keuangan PT Anak Negeri Mindo Rosalina Manulang, Angie hanya menerangkan bahwa perkenalannya hanya sebatas kenal dan tidak terlalu akrab. ‘’Saya tahu kalau Rosa (Mindo Rosalina Manulang) Direktur Marketing PT Anak Negeri (anak perusahaan Permai Grup) setelah ada pemberitaan ini,’’ kilah Angie saat ditanya tentang Rosa.

Kepada majelis hakim yang dipimpin Dharmawati Ningsih itu, Angie lantas menceritakan tentang perkenalannya dengan Rosa sekitar tahun 2010. Saat itu, dia tiba-tiba ditelepon Nazaruddin untuk menemuinya di ruangan untuk membahas masalah politik. Nah, seusai pertemuan tersebut dan saat Angie hendak meninggalkan ruangan Nazaruddin, Rosa tiba-tiba masuk ke ruangan Nazaruddin.

‘’Nazaruddin lalu memperkenalkan Rosa kepada saya sebagai sahabatnya,’’ kata Angie. Keduanya lantas bertukar nomor telepon. Kata Angie, saat itu Nazaruddin sama sekali tidak memperkenalkan Rosa sebagai anak buahnya di Permai Grup dan apalagi berkomunikasi lebih lanjut tentang proyek-proyek di DPR.

Nah sejak saat itu, Angie mengaku empat kali bertemu dengan Rosa di berbagai kesempatan tapi tidak pernah terlibat pembicaraan yang panjang dan serius.
Tentu saja keterangan Rosa itu sangat bertentangan dengan keterangan Rosa sebelumnya.

Rosa mengaku bahwa dirinya begitu akrab dengan istri mendiang Adjie Massaid itu. Bahkan, kata Rosa, Angie merupakan salah satu politisi yang intens berhubungan dengannya agar mengegolkan anggaran proyek-proyek Kemenpora di Banggar. Dan dalam kepentingan mendapatkan proyek itulah perusahaan Nazaruddin terus mengalirkan uangnya sebagai pelicin.

Yang terungkap adalah penyerahan uang Rp5 miliar oleh Luthfi Ardiansyah, supir Yulianis pada 5 Mei 2010 ke ruangan I Wayan Koster. Uang itu diduga sebagai pelicin atas permintaan Angie yang kemudian akan dibagi-bagikan ke Banggar. ‘’Kalau tidak diberi, bu Angie mengancam akan mempersulit pembahasan anggaran,’’ kata Rosa saat menjadi saksi Nazaruddin.

Jaksa penuntut umum (JPU) pun lantas mencecarnya tentang komunikasinya dengan Rosa melalui blackberry messenger (BBM). Apakah anda mengetahui tentang istilah Apel Washington? Apel Malang? Semangka?,’’ cecar jaksa penunutu umum. Angie dengan tenang menjawab, ‘’Tidak tahu, tidak tahu, tidak tahu.’’

JPU belum menyerah. Mereka lantas menunjukkan bukti tentang transkrip percakapan Rosa dan Angie via BBM di mana tertulis jelas bahwa Angie meminta Semangka, Apel Washington dan Apel Malang yang menurut Rosa adalah istilah untuk menyebut rupiah dan dollar sebagai pelicin. Ternyata Angie tetap bergeming. Dia lantas berkilah saat itu dirinya belum menggunakan Blackberry.

‘’Anda tidak mengenali pin 20E342D9 yang menurut Rosa adalah pin Blackberry saksi," tanya JPU lagi. ‘’Saya tidak tahu,’’ jawabnya. Perempuan yang baru saja ditetapkan sebagai tersangka pada, Jumat (3/2) lalu itu berkilah dirinya baru menggunakan blackberry pada akhir 2010. Sedangkan percakapan antara dirinya dengan Rosa yang ditunjukkan JPU terjadi pada pertengahan 2010.

Selama itu Angie menggunakan HP merek Nokia, hingga akhirnya pada Desember 2010 HP itu tercebur di kolam renang rumahnya yang terletak di Perum Taman Cilandak. ‘’Yang mulia, anak saya masih kecil, jadi waktu main-main HP saja tercebur di kolam renang. Akhirnya saya HP Nokia dan Blackberry,’’ ujarnya.

Selanjutnya JPU menanyakan tentang penyerahan uang Rp5 miliar dari Permai Grup yang diberikan secara bertahap ke ruangan Koster oleh supir Yulianis atas permintaannya. Angie kukuh mengaku tidak mengetahuinya. Bahkan dia mengaku sama sekali tidak pernah datang ke ruangan Koster. Bahkan JPU pun menyindir bahwa sudah tiga orang saksi yang diperiksa dan mengungkapkan hal tersebut. Yakni Rosa, Yulianis dan Luthfi sendiri. Tapi Angie tetap mengaku tidak mengetahuinya.

Lama-kelamaan JPU pun geram terhadap ulah Angie yang dianggap terus berbelit. Bahkan tim JPU pada KPK ini pun menyindir bahwa Angie saat ini menempuh program doktor di UI yang seharusnya tidak berbohong.

Tak hanya JPU yang dibikin kesal oleh Angie. Pengacara Nazaruddin pun juga kesal atas ‘ketidaktahuan’ Angie. Elza Syarief pun mengancam akan melaporkan Angie ke Polda Metro Jaya lantaran memberikan keterangan palsu. Tapi perempuan yang baru saja dipindahkan dari Komisi X ke Komisi III DPR pun tetap tenang dan masih dalam pendiriannya.

Seorang kuasa hukum Nazaruddin lainnya, Hotman Paris Hutapea pun akhirnya menjalankan trik khusus. Awalnya Hotman menanyai tentang kepergiannya ke Belanda pada Agustus 2010 bersama Adjie. Kemudian tentang tempat tinggal Angie di Apartemen Belleza dan tentang perayaan ultahnya pada 28 Desember 2010 di Hotel Sultan. ‘’Ya semuanya benar,’’ kata Angie.

Ternyata apa yang ditanyakan Hotman itu semuanya tertuang dalam percakapan Angie dengan Rosa via BBM dengan pin yang lainnya. Yaitu 21CCF231 juga milik Angie. Tapi Angie kembali membantah bahwa dirinya kala itu sudah memiliki Blackberry.

Pihak Nazaruddin pun kesal. Mereka akhirnya menunjukkan sebuah foto dokumen tahun 2009. Dimana dalam foto tersebut tampak jelas gambar Angie mengenakan pakaian hitam yang di depannya terdapat sebuah Blackberry warna putih. ‘’Benar itu foto saya tapi saya tidak punya Blackberry,’’ kilah Angie lantas diteriaki pengunjung sidang ‘’huuuuu.’’

Akhirnya tiba saatnya Nazaruddin bertanya langsung ke Angie. Nazaruddin pun menanyainya tentang bagi-bagi uang saat Kongres Partai Demokrat di Bandung. ‘’Anda ingat saat itu kita dan alhmarhum (Adjie) membagi-bagikan amplop kepada ketua DPC untuk mengarahkan suaranya ke mas Anas (Anas Urbaningrum)," tanya Nazaruddin. ‘’Tidak ada itu. Saya tidak tahu,’’ jawab Angie.

‘’Padahal tangan anda sendiri yang membagikan itu!’’ ujar Nazaruddin dengan nada tinggi. Jawaban Angie sama. Akhirnya Nazaruddin mengalihkan pertanyaannya.
Kali ini dia menanyai tentang beberapa pertemuan yang digelar para petinggi Partai Demokrat setelah kasus suap wisma atlet meledak dan menyebut-nyebut petinggi partai tersebut menerima uangnya. Nazaruddin menyebutkan bahwa itu adalah pertemuan tim pencari fakta (TPF).

Angie mengaku hanya sekali mengikuti pertemuan. Tapi pertemuan tersebut bukanlah pertemuan TPF dan tidak membahas tentang aliran dana wisma atlet. Memang Nazaruddin menjelaskan bahwa dalam beberapa kali pertemuan Angie mengaku telah menerima uang Rp9 miliar dari Kemenpora yang kemudian diserahkan ke pimpinan Banggar dari Partai Demokrat Mirwan Amir. Mirwan pun meneruskannya ke Anas sebanyak 2 miliar, Djafar Hafsah Rp1 miliar dan sisanya dinikmati bersama. ‘’Tidak benar itu. Tidak ada pertemuan itu,’’ ujarnya.

Tapi meski begitu Nazaruddin juga mendapatkan angin segar dari keterangan Angie. Sebab, perempuan berdarah Manado itu mengaku bahwa dirinya sama sekali tidak pernah membicarakan proyek wisma atlet dengan Rosa.

Dia juga mengaku bahwa Rosa tidak pernah menyerahkan uang kepadanya atas perintah Nazaruddin. Terpisah Ketua KPK Abraham Samad menanggapi entang pengakuan bohong Angie sebagai saksi. ‘’Kalau penjahat ngaku, penjara penuh,’’ celetuk Abraham saat ditemui di sela-sela pembahasan kasus Bank Century di DPR kemarin.

Menurutnya, dalam menetapkan seorang sebagai tersangka harus berdasarkan dua alat bukti yang kuat. Jadi tidak hanya berdasarkan pengakuan yang bersangkutan saja.

Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto menambahkan bahwa pihaknya akan mendalami fakta-fakta yang terungkap di persidangan. ‘’Jadi semua informasi yang berkembang di pengadilan itu akan menjadi alat untuk keterangan konfirmasi, klarifikasi, pengayaan dan pendalaman,’’ imbuhnya. (*)

0 komentar:

Posting Komentar