Senin, 20 Februari 2012
Bashar Bayar Geng 'Hantu' untuk Jaga Kota
DAMASKUS, KOMPAS.com - Presiden Suriah, Bashar al-Assad, menegakkan kekuasaannya atas Damaskus dengan menggunakan pasukan preman bayaran berusia belia untuk menculik, menyiksa, memukuli dan mengancam penduduk yang dicurigai simpatisan para pemberontak.
Dilaporkan bahwa "shabiha" - kata bahasa Arab untuk hantu - terlibat dalam tindakan represif terbaru diktator minoritas Suriah itu. Kata "shabiha" itu di Suriah berubah bermakna menjadi "preman".
Wilayah seperti Moaddemiya, sebuah kawasan pemberontakan di pinggiran Damaskus, telah secara brutal dilumpuhkan shabiha yang sudah menjadi biang ketakutan. Sebuah gambar video menunjukkan seorang anggota shabiha, yang umumnya direkrut dari sekte Alawi, sekte Presiden Bashar yang merupakan golongan minoritas, berdiri di atas mayat-mayat yang berlumuran darah.
"Katakan bahwa Bashar al-Assad dan Alawi akan memerintah selamanya," kata pria dalam video itu, sambil menggerakkan rahang sesosok mayat dengan sepatunya.
Kelompok shabiha itu dipersenjatai dan dibayar. Mereka mendapat kerja ekstra setiap hari Jumat, saat demonstrasi besar biasanya terjadi.
"Mereka punya senjata dan lisensi untuk membunuh," kata Omar al-Khani, Koordinator Persatuan Revolusi Suriah. Pemerintah membawa gerombolan itu saat unjuk rasa. Kebanyakan mereka direkrut dinas rahasia negara. Mereka diberikan kebebasan dan jika mereka membunuh, tidak ada tuntutan yang akan diajukan.
Di ibukota Damaskus, shabiha berada di sebagian besar jalan. Mereka memantau orang-orang yang lewat dan mengawasi ketat gerakan-gerakan lokal.
"Mereka memenjarakan Nasser Serir, seorang aktivis perdamaian, selama enam bulan. Lima hari setelah dia dibebaskan, sebuah geng masuk ke rumahnya dan menembak dia di depan anak-anak dan ibunya. Mereka mendorong mayatnya dari balkon lantai dua," kata Obeida, seorang wanita setengah baya.
Di tempat lain, seorang hakim dan jaksa dibunuh pada hari Minggu di Provinsi Idlib di barat laut negara itu oleh "sebuah kelompok teroris bersenjata," kantor berita resmi Arab Suriah. Namun seorang aktivis oposisi memberikan laporan yang bertentangan dengan versi resmi itu. Ia mengatakan, pasukan keamanan Suriah membunuh kedua orang itu karena mereka bekerja sama dengan pemberontak anti-pemerintah yang aktif di wilayah tersebut.
Dua senator senior AS telah berbicara untuk mempersenjatai kekuatan oposisi Suriah. Senator Partai republik, John McCain dan Lindsey Graham, mengatakan, mempersenjatai pemberontak Suriah akan meningkatkan upaya Washington untuk melemahkan Iran. "Saya percaya ada sejumlah cara untuk memberikan senjata bagi oposisi tanpa keterlibatan langsung Amerika Serikat," kata McCain. "Orang-orang yang sedang dibantai layak memiliki kemampuan untuk membela diri."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar