Selasa, 14 Februari 2012
Inggris Bebaskan Ulama Radikal
Abu Qatada, yang dianggap sebagai ulama radikal paling berbahaya di Inggris, dibebaskan dari lembaga pemasyarakatan berkeamanan tinggi Long Lartin, Evesham. Dia dibebaskan dari tahanan yang dijalaninya selama enam tahun setelah Pengadilan HAM Eropa (ECHR) memastikan Abu Qatada tidak akan dideportasi ke Yordania.
Padahal sebelumnya Inggris dan Yordania telah mencapai kesepakatan yang intinya memastikan Abu Qatada tak akan mengalami penyiksaan jika dideportasi ke Yordania.
Pengadilan Yordania sudah memvonis Abu Qatada secara in absentia atas keterlibatannya dalam sebuah rencana aksi terorisme.
Pemerintah Inggris mengatakan Abu Qatada adalah ancaman bagi keamanan negara namun menolak mendeportasinya ke Yordania yang juga menginginkannya.
Pemerintah Inggris menemukan Abu Qatada dalam sebuah video yang menganjurkan kekerasan yang ditemukan di sebuah flat milik salah satu pelaku pengeboman 11 September.
Qatada juga diyakini kerap memberikan nasihat dan arahan kepada orang-orang yang merencanakan serangan teroris termasuk para pelaku bom bunuh diri.
Karena perannya ini, pengadilan kemudian menyebut Abu Qatada sebagai tangan kanan Osama bin Laden di daratan Eropa.
Pengawasan ketat
Meski dibebaskan dari tahanan, namun bukan berarti Abu Qatada akan menjalani kebebasan sepenuhnya. Dia bebas namun berada di bawah persyaratan dan pengawasan ketat.
Salah satu syarat ketat itu adalah hanya memperbolehkan Abu Qatada keluar kediamannya hanya satu atau dua jam dalam sehari dan 22 jam sisanya harus dihabiskannya di dalam rumah.
Dia juga dilarang hadir ke mesjid, memimpin shalat, mengeluarkan pernyataan atau bertemu dengan 27 orang yang ada dalam daftar pengawasan pemerintah.
Tak hanya itu, Abu Qatada juga dilarang menggunakan telepon genggam dan internet. Bahkan, di bawah pengawasan ketat ini, Abu Qatada tak bisa mengantarkan anak-anaknya ke sekolah.
Namun, persyaratan dan pengawasan ketat ini bisa hilang jika Pemerintah Inggris tidak menunjukkan kemajuan soal mendeportasi Abu Qatada ke Yordania dalam waktu tiga bulan.
Sementara itu Kantor Perdana Menteri Inggris tengah mempertimbangkan opsi mengirim Abu Qatada ke luar Inggris. "Kami akan melakukan segala upaya untuk melindungi masyarakat," kata juru bicara Kantor Perdana Menteri Inggris. "Kami memiliki komitemen untuk mendeportasinya ke luar Inggris," tambah dia.
Pekan lalu, PM Inggris David Cameron dan Raja Yordania Abdullah melakukan pembicaraan melalui telepon untuk mencari solusi masalah ini.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar