Rabu, 04 Januari 2012
Kelvin, Bocah 11 Tahun Tulang Punggung Keluarga
JAKARTA, KOMPAS.com — "Aku sayang samo ibu. Aku ndak membahagiakan ibu. Kasian ibu baru keluar dari rumah sakit jiwa (RSJ)," ujar anak usia 11 tahun, M Kelvin, lirih. Ia tak sanggup menahan air matanya, saat menceritakan kisahnya kepada penulis, Rabu (28/12/2011). M Kelvin, siswa kelas V SDN 06 Kelurahan Banyumas, Kecamatan Curup Tengah, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, ini sudah menjadi tulang punggung keluarga sepeninggal ayahnya karena menikah lagi dengan perempuan lain.
Iman Kurniawan, reporter warga yang mewawancarai Kelvin di kediamnnya, menjelaskan, Kelvin bukanlah anak biasa seperti anak-anak lain pada umumnya. Meski baru menginjak usia 11 tahun, ia sudah menjadi sosok yang dewasa. "Kemiskinan dan keadaan keluarga telah memaksanya sehingga menjadi tulang punggung dalam keluarga," kata Iman sebagaimana ditulis di media sosial Kompasiana, Rabu (28/12/2011).
Ibu Kelvin, Deti Delita (26), sebelumnya, kata Iman, berjualan pakaian keliling dari desa ke desa. Namun, sejak berpisah dengan suami tercintanya 3 tahun lalu, lama-kelamaan, Deti mengalami gangguan kejiwaan sehingga harus dirawat di RSJKO Bengkulu karena depresi berat. Selama dirawat di RSJ, Kelvin-lah yang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. "Ibu sempat dirawat di RSJ beberapo bulan. Baru 3 bulan kemarin ibu sembuh, makonyo bisa ngawankan aku jualan," tutur Iman mengutip ucapan Kelvin.
Hingga saat ini, ujar Kelvin kepada Iman, ibunya harus mengonsumsi obat setiap hari. Beruntung, Kelvin terdaftar di Jamkesmas sehingga biaya pengobatan dan obat-obatan bisa gratis. "Ibu harus minum obat tiap hari biar tenang pikirannyo. Alhamdulillah, biayanyo gratis kareno ibu ikut Jamkesmas," katanya.
"Peyek, Pak," kata Kelvin sesekali, menawarkan peyek dagangannya itu kepada orang yang melintas di tengah-tengah perbincangan Iman dengan bocah itu.
Bagaimana kisah Kelvin selanjutnya yang terus berjualan rempeyek buat menghidupi keluarga, pembaca Kompas.com dapat mengikuti langsung reportase Iman di Kompasiana.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar