Rabu, 18 Januari 2012
Rp 1,4 Triliun untuk Pengembangan "Drone" Rusia
Rusia bertekad mengejar ketinggalan dalam hal teknologi pesawat tak berawak (drone) dari AS. Produsen helikopter Rusia, Russian Helicopters, menerima alokasi dana dari pemerintah federal Rusia sebesar 5 miliar rubel (Rp 1,4 triliun) untuk pengembangan tiga jenis *drone * sekaligus.
Kementerian Pertahanan Rusia menginginkan perusahaan tersebut mengembangkan helikopter tak berawak berbobot ringan, menengah, dan berat, yang bisa difungsikan untuk misi pengintaian, transpor, dan penyerbuan. Pada tahap pertama, perusahaan itu ditargetkan sudah selesai membuat purwarupa *drone* jarak dekat Ka-135, yang mampu membawa muatan seberat 100 kilogram, paling lambat pada 2015.
Heli tak berawak kedua, Albatros, yang berbobot paling berat, diharapkan sudah jadi pada 2017. Drone ini akan difungsikan sebagai heli angkut dan penyerang. Sementara drone ketiga, yang berbobot menengah, sedang dirancang untuk mampu menempuh jarak hingga 300 kilometer.
Perusahaan, yang antara lain terdiri atas tiga produsen heli terkemuka Rusia, yakni Mil Helicopters, Kazan Helicopters, dan Kamov Helicopters, ini, dipercaya mengembangkan drone setelah Kemenhan Rusia kecewa dengan perusahaan-perusahaan domestik yang lebih kecil yang lebih dulu mendapat kontrak pengembangan heli tak berawak. Perusahaan-perusahan tersebut dituduh hanya membuang-buang uang negara.
Jika program pengembangan tiga jenis drone tersebut sukses, Russian Helicopters dijanjikan akan mendapat tambahan dana untuk mengembangkan dua jenis drone lagi untuk menjalankan misi militer dan kepolisian.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar