Senin, 23 Januari 2012
Tentara Afghan Tembaki NATO Karena Video Tentara AS Kencingi Mayat Taliban
Kabul - Motif seorang tentara Afghanistan menembaki markas NATO dan menewaskan 4 tentara Prancis akhirnya terungkap. Tentara tersebut mengaku dirinya kesal dengan ulah tentara Amerika Serikat (AS) mengencingi mayat militan Taliban yang beredar dalam video beberapa waktu lalu.
Motif tersebut diketahui dari hasil interogasi terhadap si pelaku penembakan yang diketahui bernama Abdul Mansour (21). Dalam interogasi, Mansour mengakui dirinya memiliki motif pribadi.
"Dari hasil interogasi awal oleh tentara Prancis, dia (Mansour) memberitahu mereka bahwa dia melakukannya karena video yang menunjukkan tentara AS mengencingi mayat militan Taliban," terang salah seorang pejabat militer Afghanistan yang enggan disebut namanya kepada kantor berita AFP, Senin (23/1/2012).
Penuturan pejabat militer ini didukung oleh seorang sumber intelijen dan informasi lainnya dari Kementerian Pertahanan (Kemhan) Afghanistan.
Seorang sumber intelijen menuturkan, tentara pelaku penembakan tidak memiliki hubungan langsung dengan Taliban. Hal ini merujuk pada tudingan pemerintah Afghan sebelumnya, bahwa si pelaku penembakan merupakan anggota Taliban yang menyamar menjadi tentara Afghan.
Sedangkan sumber dari Kemhan menyatakan, pelaku penembakan tersebut juga merujuk pada video yang menunjukkan pelecehan tentara Inggris terhadap anak-anak Afghanistan, sebagai motifnya. Penuturan sumber-sumber tersebut memperkuat pernyataan Presiden Afghanistan, Hamid Karzai, yang menyebut aksi ini merupakan aksi individual.
"Serangan terhadap tentara Prancis oleh tentara Afghan sama sekali tidak merepresentasikan kemarahan rakyat Afghan, namun ini merupakan aksi individual dan tersendiri," ucap Karzai usai pertemuan dengan Menhan Prancis Gerard Longuet.
Pada Jumat (20/1) lalu, seorang tentara militer Afghanistan menembaki markas NATO. Akibat serangan tersebut, 4 tentara NATO asal Prancis tewas dan sedikitnya 15 tentara Prancis lainnya mengalami luka-luka. Keempat jasad tentara Prancis tersebut telah dipulangkan ke negara asalnya pada Minggu (22/1) malam.
Presiden Prancis Nicolas Sarkozy bereaksi keras terhadap insiden ini. Dia menangguhkan latihan militer bersama antara kedua negara. Selain itu, dia juga mengancam akan menarik tentara Prancis keluar dari Afghanistan lebih cepat dari batas waktu, yakni pada tahun 2014. Presiden Sarkozy telah mengirimkan Menhan Lonquet ke Afghanistan untuk mengevaluasi insiden ini dan meningkatkan keamanan bagi tentara Prancis di sana.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar