Rabu, 18 Januari 2012
Menhan Israel Sebut Rencana Serangan ke Iran Masih Jauh
Yerusalem - Setelah digembor-gemborkan serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran, ternyata Menteri Pertahanan Israel mengakui bahwa serangan tersebut masih jauh. Israel sama sekali belum memutuskan tindakan apapun terhadap Iran.
"Kami sama sekali belum memutuskan untuk melakukan hal tersebut. Kami belum mengeluarkan keputusan atau tanggal untuk menentukan suatu keputusan. Semua hal ini masih sangat terlalu jauh," ujar Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, seperti dilansir oleh kantor berita AFP, Rabu (18/1/2012).
Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama telah menyerukan sanksi lebih keras teradap ekonomi Iran. Hal ini demi mengekang pengembangan program nuklir Iran yang dicurigai oleh negara-negara Barat.
Namun, Barak mengatakan, pihaknya tidak meyakini bahwa Iran telah memutuskan untuk memproduksi senjata nuklir. Sebab, menurutnya, Iran sadar bahwa hal tersebut akan memicu reaksi keras dari dunia internasional.
"Iran belum menghentikan pengawasan yang dilakukan oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Mereka belum melakukan itu karena mereka tahu bahwa hal itu akan menjadi bukti yang cukup untuk membuktikan pengembangan nuklir mereka demi tujuan militer dan hal itu bisa memprovokasi sanksi internasional yang lebih keras atau bisa memicu tindakan tegas terhadap negara mereka," jelasnya.
Pemerintah AS, Israel dan negara-negara Eropa telah lama mencurigai Iran diam-diam berupaya mengembangkan senjata nuklir lewat program nuklirnya. Tuduhan ini telah digunakan sebagai dalih untuk meyakinkan Dewan Keamanan PBB guna menjatuhkan sanksi-sanksi terhadap Iran. Menanggapi tuduhan AS dkk tersebut, pemerintah Iran bersikeras bahwa program nuklirnya semata-mata untuk tujuan damai, yakni sebagai pembangkit energi bagi kepentingan rakyat sipil.
Sebelumnya, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad memerintahkan pengetatan pengamanan pekerja nuklir di negaranya. Hal ini menyusul tewasnya seorang ilmuwan nuklir bernama Mostafa Ahmadi Roshan akibat ledakan bom yang ditempelkan ke mobilnya. Wakil direktur fasilitas pengayaan uranium di proyek nuklir Natanz itu tewas beserta sopirnya dalam insiden di Teheran pada 11 Januari lalu.
Serangan tersebut merupakan serangan kelima yang menargetkan para ilmuwan Iran dalam dua tahun terakhir. Empat ilmuwan Iran lainnya, tiga di antaranya terlibat dalam program nuklir Iran, tewas dalam serangan bom tersebut. Pejabat-pejabat Iran menyebut serangan-serangan itu merupakan operasi rahasia oleh Israel dan Amerika Serikat.
Terlebih Presiden Obama telah menyerukan siap memberikan izin untuk serangan militer terhadap Iran, jika sanksi-sanksi dan tekanan gagal menghentikan program nuklir Iran.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar