BERITA SEPUTAR GORONTALO, NASIONAL DAN INTERNASIONAL............... BERITA PERTAHANAN DAN KEAMANAN WILAYAH KEDAULATAN NKRI DAN ASEAN...........

Jumat, 20 Januari 2012

Kekerasan Seksual Tentara AS Meningkat Tajam


VIVAnews -- Perang tak hanya menguras sumber daya dan menimbulkan korban. Lihat akibat pertempuran pada para tentara Amerika Serikat. Dianggap sebagai patriot oleh bangsanya, sebagian oknum justru berubah menjadi penjahat kelamin.

Data yang dirilis Angkatan Darat Amerika Serikat, US Army, Kamis 19 Januari 2012 mengungkapkan angka kekerasan seksual yang dilakukan tentara aktif akhir-akhir ini. Jumlahnya hampir dua kali lipat dibandingkan periode lima tahun sebelumnya.

Laporan kejahatan seksual yang dilakukan tentara AS meningkat 90 persen selama periode 2006-2011. Ada 2.811 kasus melibatkan oknum tentara yang dilaporkan pada 2011. Tempat kejadian perkaranya kebanyakan di Amerika Serikat.

Perbandingannya, pada 2011, ada satu kejahatan seksual yang dilakukan oknum tentara AS tiap enam jam 40 menit.

Penyebabnya, antara lain diduga kuat adalah trauma perang. Pemicu lain diduga faktor kesengajaan melanggar hukum, kurangnya disiplin, adrenalin pasca pertempuran, stres tingkat tinggi, dan masalah kesehatan perilaku.

"Sementara kami telah membuat kemajuan luar biasa selama dekade terakhir, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Wakil Kepala Angkatan Darat AS, Jenderal Peter Chiarelli dalam pernyataannya seperti dimuat Reuters, Jumat 20 Januari 2012.

"Tantangan terbesar yang dihadapi adalah ketika para tentara kami pulang, memulai proses reintegrasi kembali ke unit mereka, keluarga dan masyarakat," kata Chiarelli.

Kejahatan seksual yang dilakukan oleh oknum pasukan Angkatan Darat AS meningkat pada tingkat yang konsisten melampaui tren nasional. Ini mengkhawatirkan, sebab cenderung terus naik.

Lima besar pelanggaran kejahatan dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh tentara pada tahun 2011 adalah penyerangan, pemerkosaan, penyerangan seksual, sodomi paksa, dan pornografi anak.
Terkait Sindrom
Laporan juga menyebut, tentara yang menderita masalah seperti Post-Traumatic Stress Disorder, cedera otak traumatis, dan depresi terbukti memiliki potensi melakukan kekerasan pada pasangan.

Tentara dengan PTSD, memiliki kemungkinan tiga kali lipa untuk menjadi agresif terhadap pasangannya. Dibanding mereka yang tidak trauma.

Laporan itu juga mengatakan bahwa keluarga kasus pelecehan biasanya tidak melaporkan kekerasan yang dilakukan oknum tentara.

Sebagai cabang terbesar dari angkatan bersenjata Amerika Serikat, Angkatan Darat telah melakukan sebagian besar pertempuran di Irak dan Afghanistan. Termasuk perpanjangan waktu dan penempatan berulang. (ren)
• VIVAnews

0 komentar:

Posting Komentar