Senin, 16 Januari 2012
Thailand Gerebek Gudang Bahan Bom Teroris
BANGKOK,Penangkapan tersangka teroris asal Lebanon oleh kepolisian Thailand, berlanjut ke penemuan sebuah gudang penuh material yang biasa digunakan untuk membuat bom, Senin (16/1/2012).
Polisi menyita lebih dari 4.000 kilogram pupuk urea dan sejumlah galon cairan amonium nitrat dalam penggerebekan terhadap gudang di Samut Sakhon, sebuah wilayah di pinggiran kota Bangkok.
Penyergapan itu dilakukan setelah Kedutaan Besar Amerika Serikat di Bangkok mengeluarkan "pesan darurat" yang berisi peringatan tentang kemungkinan serangan terhadap warga negara Amerika Serikat di Bangkok pada Jumat (13/1/2012). Kedubes Israel juga merilis peringatan yang sama pada warganya. Beberapa kedubes negara lain kemudian memperingatkan warga mereka di Thailand untuk waspada.
Peringatan pemerintah AS itu disusul pengumuman oleh pemerintah Thailand yang menyatakan bahwa mereka sudah menangkap seorang warga negara Swedia keturunan Lebanon yang diduga terkait dengan kelompok Hizbullah yang pro-Iran pada Kamis (12/1/2012).
Pihak intelijen mengungkapkan rencana serangan terorsime itu direncanakan dilaksanakan antara 13 hingga 15 Januari. Menteri pertahanan Thailand berdalih, penangkapan itu tidak langsung diumumkan untuk mencegah kepanikan di masyarakat yang ujung-ujungnya memberi pengaruh buruk terhadap industri wisata Thailand.
Kepala kepolisian nasional Thailand Jenderal Prewpan Damapong mengungkapkan, tersangka teroris itu bernama Atris Hussein. Dialah yang memberi alamat tempat material pembuat bom itu disimpan.
Priewpan mengatakan, Hussein mengatakan kelompoknya tidak berencana melakukan serangan di Thailand, melainkan akan mengirim bahan-bahan bom itu ke negara ketiga. Namun pihak berwenang tidak mengungkap negara yang disebut tersangka.
Sementara itu Perdana Menteri Thailand Yingluck Shinawatra meminta semua pihak agar tidak panik. "Situasinya terkendali. Tidak ada masalah. Kami bisa memastikan keamanan rakyat Thailand dan turis asing," tegas Yingluck, Senin (16/1/2012).
Pengakuan tersangka Hussein membawa polisi ke gudang material bom itu. Dalam pengakuannya, Hussein mengatakan dia dan rekan-rekannya menyewa gudang tersebut setahun lalu. Polisi juga menemukan sejumlah kontainer (wadah) untuk mengirim bahan tersebut. Hal itu makin meyakinkan polisi bahwa bahan-bahan bom itu akan dikirim ke tempat lain.
Hussein dikenai dakwaan menyimpan bahan peledak secara ilegal dengan hukuman maksimal lima tahun penjara. Dia ditangkap pada Kamis (12/1/2012) di bandara Suvarnabhumi, Bangkok, saat hendak meninggalkan negara itu. Hingga kini polisi masih memburu tersangka lain yang juga warga negara Lebanon.
Sementara itu Kedubes AS berkukuh pada peringatannya soal kemungkinan serangan terorisme di Thailand. "Kapanpun kami mendapat informasi kredibel tentang serangan, menjadi tanggung jawab kami untuk menginformasikannya pada warga negara Amerika di Thailand. Itulah yang kami lakukan Jumat lalu. Kami merilis pesan darurat, dan sampai sekarang masih berlaku," tegas Walter Braunohler, juru bicara Kedubes AS di Bangkok, Senin (16/1/2012).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar